Heven adalah anak perempuan satu-satunya dalam keluarga. Dia mempunyai 3 kakak laki-laki (Bryan, Ryan dan Dylan) yang sangat mencintainya. Ayahnya adalah seorang pebisnis senior hebat yang disegani bernama Mr. John Blacke. Ibu Heven telah meninggal dunia 3 tahun yang lalu karena penyakit kanker. Semua kakaknya sudah menikah dan telah memiliki anak.
Tepat di hari ulang tahun Heven yang ke-23, Mr. Blacke ingin segera menikahkan Heven dengan pebisnis muda kaya raya, baik, penyayang, dan tampan bernama Luke. Ayahnya menganggap bahwa Heven akan bahagia jika dia menikah dengan Luke. Akan tetapi, Heven tidak mencintai Luke karena dia sudah memiliki pacar bernama Dick.
Dick, seorang pemuda yatim piatu yang miskin. Dia mendekati Heven agar mendapatkan harta, tahta, dan warisan dari Mr. Blacke. Karena keadaannya yang miskin, tentu saja Mr. Blacke tidak merestui hubungan Dick dengan anak perempuan semata wayangnya, Heven. Tetapi karena kemauan keras dari Heven, terpaksa Mr. Blacke merestui pernikahan mereka dengan catatan setelah menikah mereka tidak boleh mengeluh karena keadaan hidup.
Setelah menikah, Dick dan Heven tinggal di rumah kecil milik Dick di kampung. Satu tahun pernikahan dijalani dengan penuh keterbatasan, akal licik Dick mulai bekerja. Dia berfikir jika dia dan Heven punya anak maka Mr. Blacke tidak akan tega melihat cucunya hidup di rumah kecil dan dalam keterbatasan. Mulailah Dick bicara dengan Heven kalau dia ingin punya anak. Berbeda dengan Dick, ternyata Heven belum siap, karena menurutnya kehidupan mereka saja untuk makan harus sangat menghemat apalagi jika punya bayi. Tanpa sepengetahuan Dick, Heven rajin mengonsumsi pil KB supaya tidak terjadi kehamilan. Setelah 1 tahun berusaha, Heven tidak kunjung Hamil, dan Dick mulai bersikap kasar baik ucapan dan tindakan. Saat sedang di kamar mandi, Dick tidak sengaja menemukan pil KB yang dikonsumsi Heven. Dick marah besar dan kemudian terjadilah pertengkaran hebat dan adu mulut antara keduanya. Puncak kemarahan Dick sampai menyumpahi, dan tanpa sengaja berucap bahwa dia sudah jenuh menjadi miskin dari kecil dan anak dari Heven yang akan membantunya supaya bisa tinggal di rumah mewah Mr. Blacke.
Tendangan, pukulan, dan sumpah serapah yang di lakukan oleh Dick membuat Heven dipenuhi luka disekujur muka dan tubuhnya. Heven pun melarikan diri dari rumahnya. Dengan sisa-sisa tenaga, Heven berjalan sejauh 5 km, kemudian dia melihat disekelilingnya untuk meminta pertolongan. Sampailah dia di sebuah toko dan meminta tolong untuk meminjamkan telepon untuknya. Heven lalu menelepon kakak tertuanya, Bryan. Heven meminta Bryan untuk menjemputnya di perkampungan kecil tadi. Setelah menunggu 2 jam akhirnya Bryan dan para penjaganya tiba. Bryan sangat kaget mendapati adik perempuan yang ia sayangi pingsan dan dipenuhi luka disekuju tubuhnya. Tanpa pikir panjang, Bryan langsung membawa Heven menuju rumah sakit keluarga.
Di Rumah Sakit, para Dokter terheran-heran bagaimana bisa putri seorang Mr. Blacke dipenuhi luka seperti ini dan siapa orang yang berani melakukan hal ini kepada anak orang paling kaya di Negara ini. Setelah 3 hari pingsan, keluarga mendesak Heven untuk bercerita sebab dari luka-lukanya. Setelah secara detail menceritakan kepada ayah dan ketiga kakak laki-lakinya, Bryan meminta izin kepada Heven untuk melakukan proses hukum kepada Dick. Awalnya Heven tidak mau, karena menyangkut nama baik keluarga, tapi Bryan lebih tidak terima adiknya diperlakukan seperti ini. Setelah dibujuk oleh ayah dan ketiga kakaknya, Heven pun setuju untuk menempuh jalur hukum dan melakukan proses mengajukan perceraian terhadap Dick.
Keluarga Blacke mengirim utusan untuk menemui Dick dengan pengajuan proses perceraian. Dick pun setuju, tetapi dia meminta imbalan uang sebesar 10 Trilyun sebagai ganti uang perceraian. Kasus hukum KDRT tetap berlanjut. Setelah 15 kali persidangan, Dick dihukum 10 tahun penjara atas kasus KDRT yang ia perbuat. Disisi lain, selama proses persidangan Heven selalu tidak bisa memberi kesaksian karena rasa trauma yang dialaminya. Untuk menyembuhkan traumanya, Heven rajin berkonsultasi ke psikolog dan selalu berbicara dengan ayah dan ketiga kakaknya. Seiring berjalannya waktu dimana keadaan Heven sudah mulai membaik, Luke mencoba mendekati Heven. Sifat sabar, ulet, dan penyayangnya Luke, menjadikan Heven bisa merasa nyaman dan dapat melupakan trauma yang pernah dia alami. Heven pun mulai membuka hati untuk Luke. 3 tahun kemudian, Heven dan Luke akhirnya menikah dengan restu keluarga masing-masing. Mereka berdua hidup dan tinggal bahagia bersama buah hati tercinta.
Penulis: Sri L.
Editor: D.E
Tinggalkan Komentar